Pengertian
Anemia
adalah suatu kondisi dimana tubuh kekurangan sel darah merah yang berfungsi
untuk menyebarkan oksigen ke seluruh tubuh. Dengan kondisi tersebut, tubuh
biasanya sering merasakan letih dan lesu. Faktor resiko anemia diantaranya
adalah kehilangan darah, diare,
malabsorbsi, frekuensi donor darah yang sering dan konsumsi makanan yang tidak
adekuat. Kejadian anemia akan semakin berat
seiring dengan kebutuhan yang meningkat pada masa pertumbuhan , menderita
penyakit kronis ( seperti tuberculosis) serta kehilangan darah karena infeksi
parasit (Arisman, 2004). Selain itu menurut Alodokter.com Beberapa fakor risiko
yang dapat meningkatkan risiko munculnya anemia pada diri seseorang adalah:
- Kekurangan vitamin dan zat besi. Membiasakan diri mengonsumsi makanan yang rendah vitamin B12, asam folat, dan zat besi dapat meningkatkan risiko terkena anemia.
- Gangguan pencernaan pada usus. Beberapa penyakit seperti penyakit Crohn dan penyakit celiac dapat menyebabkan gangguan penyerapan nutrisi di usus sehingga meningkatkan risiko terkena anemia.
- Menstruasi. Umumnya wanita yang masih mengalami menstruasi memiliki risiko terkena anemia lebih besar dibandingkan dengan wanita yang sudah menopause atau pria. Hal tersebut disebabkan oleh kehilangan darah pada saat terjadinya menstruasi.
- Mengandung. Ibu hamil yang tidak mengonsumsi suplemen asam folat dalam jumlah cukup memiliki risiko terkena anemia yang lebih tinggi.
- Penyakit kronis. Jika seseorang menderita kanker, gagal ginjal, atau penyakit kronis lainnya, maka risiko terkena anemia akan meningkat akibat kekurangan sel darah merah. Luka pada organ dalam yang diiringi perdarahan juga dapat menyebabkan tubuh kekurangan zat besi sehingga meningkatkan risiko terjadinya anemia akibat kekurangan zat besi.
- Riwayat anemia di keluarga. Seseorang yang memiliki anggota keluarga dengan riwayat anemia bawaan, memiliki risiko tinggi untuk terkena kondisi yang sama. Umumnya anemia yang diwariskan adalah anemia sel sabit (sickle cell anemia).
- Usia. Penambahan usia akan meningkatkan risiko seseorang terkena anemia. Anemia karena kekurangan vitamin B12 dan asam folat lebih umum terjadi pada lansia di atas 75 tahun.
- Faktor lain, seperti infeksi, kelainan darah, penyakit autoimun, kecanduan alkohol, terkena zat kimia beracun, dan efek samping dari obat dapat meningkatkan risiko anemia pada seseorang.
Tanda dan Gejala Anemia
Anemia dapat dikenali dari gejala-gejala berikut ini:
ü Badan terasa lemas dan cepat lelah.
ü Kulit terlihat pucat atau
kekuningan.
ü Detak jantung tidak beraturan.
ü Napas pendek.
ü Pusing dan berkunang-kunang.
ü Nyeri dada.
ü Tangan dan kaki terasa dingin.
ü Sakit kepala.
ü Sulit Berkonsentrasi.
ü Insomnia.
ü Kaki kram.
Pada awalnya, gejala anemia sering kali tidak disadari oleh
penderita. Gejala anemia akan semakin terasa apabila kondisi yang diderita
semakin memburuk. Konsultasi pada dokter sebaiknya dilakukan jika seseorang
kerap merasakan lelah tanpa sebab yang jelas (Alodokter.com). Berikut ini
adalah uraian singkat mengenai jenis-jenis anemia berdasarkan penyebabnya, di
antaranya:
- Anemia akibat kekurangan zat besi. Anemia jenis ini merupakan yang paling umum terjadi di seluruh dunia. Kekurangan zat besi dapat menyebabkan tubuh mengalami anemia dikarenakan sumsum tulang membutuhkan zat besi untuk membuat sel darah. Anemia dapat terjadi pada wanita hamil yang tidak mengonsumsi suplemen penambah zat besi. Anemia juga dapat terjadi pada perdarahan menstruasi yang banyak, tukak organ (luka), kanker, dan penggunaan obat pereda nyeri seperti aspirin. Gejala-gejala yang umumnya dialami penderita anemia kekurangan zat besi adalah:
- Memiliki nafsu makan terhadap benda-benda aneh seperti kertas, cat atau es (kondisi ini dinamakan pica).
- Mulut terasa kering dan pecah-pecah di bagian sudutnya.
- Kuku yang melengkung ke atas (koilonychia).
- Anemia akibat kekurangan vitamin. Selain membutuhkan zat besi, tubuh juga membutuhkan vitamin B12 dan asam folat untuk membuat sel darah merah. Kekurangan dua unsur nutrisi tersebut dapat menyebabkan tubuh tidak dapat memproduksi sel darah merah sehat dalam jumlah cukup sehingga terjadi anemia. Pada beberapa kasus, terdapat penderita anemia akibat lambung tidak dapat menyerap vitamin B12 dari makanan yang dicerna. Kondisi tersebut dinamakan anemia pernisiosa. Gejala-gejala yang umumnya dialami oleh penderita anemia kekurangan vitamin B-12 dan asam folat adalah:
- Geli dan rasa menggelenyar di bagian tangan dan kaki.
- Kehilangan kepekaan pada indera peraba.
- Sulit berjalan.
- Mengalami kekakuan pada kaki dan tangan.
- Mengalami demensia.
- Anemia akibat penyakit kronis. Sejumlah penyakit dapat menyebabkan anemia karena terjadinya gangguan pada proses pembentukan dan penghancuran sel darah merah. Contoh-contoh penyakit tersebut adalah HIV/AIDS, kanker, rheumatoid arthritis, penyakit ginjal, penyakit Crohn, dan penyakit peradangan kronis. Gejala-gejala yang dapat muncul pada kasus anemia akibat penyakit kronis di antaranya adalah:
- Warna mata dan kulit menjadi kekuningan.
- Warna urine yang berubah menjadi merah atau cokelat.
- Borok pada kaki.
- Gejala batu empedu.
- Keterlambatan perkembangan pada anak-anak.
- Anemia aplastik. Anemia aplastik merupakan kondisi yang langka terjadi namun berbahaya bagi hidup penderita. Pada anemia aplastik, tubuh tidak mampu memproduksi sel darah merah dengan optimal. Anemia aplastik dapat disebabkan oleh infeksi, efek samping obat, penyakit autoimun, atau paparan zat kimia beracun.
- Anemia akibat penyakit sumsum tulang. Beberapa penyakit seperti leukemia atau mielofibriosis dapat mengganggu produksi sel darah merah di sumsum tulang dan menimbulkan anemia. Gejala yang ditimbulkan dapat bervariasi, dari ringan hingga berbahaya.
- Anemia hemolitik. Anemia hemolitik terjadi pada saat sel darah merah dihancurkan oleh tubuh lebih cepat dibanding waktu produksinya. Beberapa penyakit dapat mengganggu proses dan kecepatan penghancuran sel darah merah. Anemia hemolitik dapat diturunkan secara genetik atau bisa juga didapat setelah lahir.
- Anemia sel sabit (sickle cell anemia). Anemia ini bersifat genetis dan disebabkan oleh bentuk hemoglobin yang tidak normal sehingga menyebabkan sel darah merah berbentuk seperti bulan sabit, bukan bulat bikonkaf seperti sel darah merah Sel darah merah berbentuk sabit memiliki waktu hidup lebih pendek dibanding sel darah merah normal. Gejala yang dialami oleh penderita anemia sel sabit adalah:
- Kelelahan.
- Mudah terkena infeksi.
- Nyeri tajam pada bagian sendi, perut, dan anggota gerak.
- Keterlambatan pertumbuhan dan perkembangan pada anak-anak.
- Anemia jenis lain, yang disebabkan oleh thalassemia atau penyakit malaria.
Pencegahan Anemia
Beberapa jenis anemia tidak dapat dihindari, akan tetapi
anemia yang disebabkan oleh kekurangan vitamin dan zat besi dapat dicegah
dengan cara mengatur pola makan. Beberapa makanan yang dapat membantu mencegah
anemia antara lain adalah:
- Makanan yang kaya akan zat besi, seperti daging sapi, kacang-kacangan, sereal yang diperkaya zat besi, sayuran berdaun hijau gelap, dan buah kering.
- Makanan yang kaya akan asam folat, seperti buah-buahan, sayuran berdaun hijau gelap, kacang hijau, kacang merah, kacang tanah, gandum, sereal, pasta, dan nasi.
- Makanan yang kaya akan vitamin B12, seperti daging, susu, keju, sereal, dan makanan dari kedelai (tempe atau tahu).
- Makanan yang kaya akan vitamin C, seperti jeruk, merica, brokoli, tomat, melon, dan stroberi. Makanan-makanan tersebut dapat membantu penyerapan zat besi.
Jika terdapat kekhawatiran bahwa
makanan yang dikonsumsi tidak mengandung cukup vitamin, disarankan untuk
mengonsumsi multivitamin. Bagi vegetarian, hendaknya berkonsultasi kepada ahli
gizi untuk mengatur pola makan agar kebutuhan zat besi bagi tubuh tetap
tercukupi dengan baik.
Jika
pada keluarga terdapat riwayat munculnya penderita anemia bawaan seperti anemia
sel sabit atau thalassemia, hendakya dikonsultasikan kepada dokter.
Konsultasi ini bertujuan untuk memperkirakan jika terdapat risiko anemia serupa
yang dapat muncul pada anak.
Anemia juga dapat muncul sebagai
komplikasi dari penyakit malaria. Jika akan bepergian ke tempat yang
umum ditemukan penyakit malaria, konsultasikan ke dokter terkait obat pencegah
malaria. Pencegahan dapat juga dilakukan dengan cara menghindari gigitan
nyamuk, misalnya menggunakan kelambu, obat anti nyamuk, atau insektisida.
KOMEN DIBAWAH JIKA KALIAN PERNAH
MENGALAMI TANDA-GEJALA ANEMIA DAN BAGAIMANA CARA KALIAN MENGATASINYA ?
Hii guys ...kita dari kelompok 5 materi anemia ingin meminta tolong kalian untuk mengisi survey kita nih...oya jangan lupa untuk membaca materinya terlebih dahulu yaaa. klik di sini ya..
Hii guys ...kita dari kelompok 5 materi anemia ingin meminta tolong kalian untuk mengisi survey kita nih...oya jangan lupa untuk membaca materinya terlebih dahulu yaaa. klik di sini ya..
Anemia ada hubungannya dengan pola aktivitas fisik yang kurang/berlebih kah?
ReplyDeleteTerimakasih informasinya sangat bermanfaat
ReplyDeleteSemangaaat
ReplyDelete