Monday, October 8, 2018

MENINGITIS (by: 6)

Menurut WHO pada tahun 2015, meningitis berada pada peringkat ke 41 yang menyebabkan kematian. Meningitis telah menginfeksi lebih dari 400 juta manusia. 365 ribu penderita meninggal dunia. Meningitis lebih banyak ditemukan di benua Afrika dan Asia, dan akan menjadi wabah ketika musim panas. Setelah terinfeksi, 30-50% penderita akan mengalami kerusakan otak, gangguan syaraf bahkan sampai retardasi mental.

Sampai saat ini prevalensi meningitis tidak mempunyai data yang pasti. Hal ini disebabkan karena seringnya terjadi kesalahan dalam menegakkan diagnosa medis. Sehingga meningitis sering dianggap penyakit infeksi lain.

Meningitis adalah peradangan yang terjadi pada meningen, yaitu lapisan pelindung yang menyelimuti otak dan saraf tulang belakang. Meningitis terkadang sulit dikenali, karena penyakit ini memiliki gejala awal yang serupa dengan flu, seperti demam dan sakit kepala.

Berdasarkan penyebabnya, meningitis terbagi menjadi beberapa tipe, yakni:

Meningitis bakterialis. Meningitis tipe ini disebabkan oleh bakteri dan dapat menular. Bakteri yang menyebabkan meningitis meliputi : Streptococcus pneumoniae, Neisseria meningitidis, Haemophilus influenza, Listeria monocytogenes dan Staphylococcus aureus.

Meningitis virus. Kondisi ini hanya menimbulkan gejala yang tergolong ringan dan dapat pulih dengan sendirinya. Meningitis yang disebabkan oleh virus dapat lebih mudah menyebar dibanding yang disebabkan oleh bakteri. Virus yang menyebabkan meningitis meliputi virus kelompok enterovirus, virus herpes simplex, HIV, virus West Nile, dan coltivirus. Virus-virus tersebut dapat menyebar melalui udara, seperti saat bersin atau batuk, berbagi penggunaan barang pribadi, atau menyentuh benda yang terkontaminasi.

Meningitis jamur. Meningitis yang disebabkan oleh jamur masih tergolong jarang terjadi. Meningitis tipe ini biasanya menyerang seseorang yang memiliki sistem imun lemah, seperti penderita kanker dan AIDS. Beberapa jenis jamur yang dapat menyebabkan meningitis adalah cryptococcus, blastomyces, histoplasma, dan coccidioides. Jamur umumnya ini terdapat pada kotoran hewan seperti burung dan kelelawar. Penyebaran jamur dapat melalui tanah atau debu yang terkontaminasi dan terhirup oleh pasien.

Meningitis parasit. Parasit penyebab meningitis, seperti Angiostrongylus cantonensis dan Baylisascaris procyonis, tidak disebarkan melalui kontak langsung. Parasit ini umumnya terdapat pada hasil bumi, serta kotoran, makanan, dan hewan seperti siput, ikan, unggas. Memakan makanan yang berbahan dasar hewan tersebut atau melakukan aktivitas seperti berenang berpotensi tertular parasit penyebab meningitis.

Selain itu, terdapat pula beberapa faktor lain yang dapat memicu meningitis, di antaranya : Usia, Kehamilan, Tinggal dalam lingkungan yang ramai, melewati dan jadwal vaksinasi.

Gejala umum yang muncul pada penderita meningitis yang berusia lebih dari 2 tahun meliputi : demam tinggi, leher kaku, sakit kepala, kejang, sensitif terhadap cahaya, sulit berkonsentrasi, tidur yang terlalu lelap, ruam dan nafsu makan berkurang.

Test-test untuk menguji ada tidaknya tanda meningeal banyak sekali, namun pada dasarnya adalah variasi test pertama yang dikenalkan oleh Vladimir Kernig pada tahun 1884. Dokter ahli penyakit dalam dari Rusia ini memperhatikan adanya keterbatasan ekstensi pasif sendi lutut pada pasien meningitis dalam posisi duduk maupun berbaring. Sampai sekarang masih sering digunakan untuk memeriksa tanda meningeal. Selanjutnya Josep Brudzinski seorang ilmuwan Polandia pada tahun 1909 mengenalkan tanda lain dalam mendeteksi adanya tanda meningeal. Tanda yang diperkenalkan adalah gerakan fleksi bilateral di sendi lutut dan panggul yang timbul secara reflektorik akibat difleksikannya kepala pasien ke depan sampai menyentuh dada. Tanda ini dikenal sebagai tanda Brudzinski I. Sebelumnya Brudzinski juga telah memperkenalkan adanya tanda tungkai kontralateral sebagai tanda perangsangan meningeal, yaitu gerakan fleksi di sendi panggul dengan tungkai pada posisi lurus di sendi lutut akan membangkitkan secara reflektorik gerakan fleksi sendi lutut dan panggul kontralateral. Tanda ini dikenal sebagai Tanda Brudzinski II. Urutan I dan II hanya menunjukkan urutan pemeriksaannya saja, bukan urutan penemuannya.

Selain tanda-tanda yang sudah dideskripsikan di atas masih ada beberapa tanda meningeal yang lain namun ada satu tanda lagi yang cukup penting yaitu kaku kuduk. Pada pasien meningitis akan didapatkan kekakuan atau tahanan pada kuduk bila difleksikan dan diekstensikan.


personel klp 6:













sebagai bentuk kepedulian mohon isi survey kami dengan klik link ini. terima kasih 






8 comments: