Monday, October 8, 2018

NAPZA (Narkotika Psikotropika dan zat adiktif lainnya) by: 12

Narkoba atau NAPZA adalah bahan / zat yang dapat mempengaruhi kondisi kejiwaan / psikologi seseorang ( pikiran, perasaan dan perilaku ) serta dapat menimbulkan ketergantungan fisik dan psikologi. Yang termasuk dalam NAPZA adalah : Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif lainnya.

Berdasarkan proses pembuatannya di bagi ke dalam 3 Golongan :

1. Alami yaitu jenis atau zat yang diambil langsung dari alam tanpa adanya proses fermentasi atau produksi misalnya : Ganja, Mescaline, Psilocybin, Kafein, Opium.

2. Semi Sintesis yaitu jenis zat/obat yang diproses sedemikian rupa melalui proses fermentasi. misalnya : Morfin, Heroin, Kodein, Crack.

3. Sintesis yaitu jenis zat yang dikembangkan untuk keperluan medis yang juga untuk menghilangkan rasa sakit misalnya : petidin, metadon, dipipanon, dekstropropokasifen
Menurut efek yang ditimbulkan di bagi dalam 3 golongan:

a. Depresan adalah zat atau jenis obat yang berfungsi mengurangi aktifitas fungsional tubuh. Jenis ini dapat membuat pemakai merasa tenang bahkan tertitur atau tak sadarkan diri.
misalnya : opioda, opium atau putau , morfin, heroin, kodein opiat sintesis.

b. Stimulan adalah zat atau obat yang dapat merangsang fungsi tubuh dan meningkatkan gairah kerja serta kesadaran.
misalnya : kafein, kokain, nikotin amfetamin atau sabu-sabu.

c. Halusinogen zat atau obat yang menimbulkan efek halusinasi yang bersifat merubah perasaan dan fikiran.
misalnya : Ganja, Jamur Masrum Mescaline, psilocybin, LSD.

1. Ganja/kanabis/getok/cimeng

2. Extasy

3. Kokain


4. Rokok

5. Sabu-sabu

6. Alkohol

7. Analgesik

8. Putaw

9. Pil Koplo

10. Masrum

11. LSD


Pengguna napza terbagi dalam 3 tingkatan :
1. User yaitu seseorang yang menggunakan napza sesekali
2. Abuser yaitu seseorang yang menggunakan napza karena alasan tertentu.
3. Addict yaitu seseorang yang menggunakan napza atas dasar kebutuhan artinya jika tidak dipenuhi maka akan timbul efek secara fisik maupun psikis.

Adiksi atau kecanduan ?
“Adiksi adalah sesuatu yang di pelajari berulang kali sehingga menjadi kebiasaan” (CBT cognitive behavior Theraphy) dapat di sebut sebagai penyakit karena sifatnya yang progresif dan dapat berkembang menjadi lebih parah. Penyakit ini tidak dapat disembuhkan namun dapat dipulihkan sehingga membutuhkan terapi seumur hidup.

- Siapakah pecandu itu?
Semua orang dapat menjadi pecandu

- Apakah narkoba dapat membuat orang tertular HIV-AIDS ?
Bukan Narkobanya yang menyebabkan orang tertular HIV tetapi prilaku penggunaannya yang beresiko.

Perilaku yang beresiko
Menggunakan jarum suntik satu bergantian dengan teman pakainya, berarti menggunakan narkoba tanpa disuntikan bukan perilaku beresiko ?
Ya... betul namun dalam kondisi mabuk kontrol seseorang akan menyempit sehingga memungkinkan terjadinya hubungan seksual yang tidak aman.

Tehnik penyampaian :
1. Secara Personal metodenya komunikasi efektif dalam bentuk dialogis atau tanya jawab.
2. Secara Kelompok dengan metode diskusi dan sharing pengalaman dengan alat bantu rokok atau film.

Dampak penyalahgunaan Napza:
1. Jasmaniah
- Gangguan pada sistem syaraf; kejang-kejang,halusinasi,gangguan kesadaran,kerusakan syaraf
- Gangguan pada jantung dan pembuluh darah; imfeksi akut jantung gangguan peredaran darah
- Gangguan pada kulit; alergi abses pernanahan
- Gangguan pada paru-paru; penekanan fungsi pernafasan, pengerasan jaringan paru2
- Gangguan pada hemopeotik gastrointestinal, penurunan fungsi sistem reproduksi,gagal ginjal,gangguan pada otot dan tulang serta berpotensi tertular HIV-AIDS
 
2. Kejiwaan
- Intoksitasi (keracunan) gejala dimana seseorang telah merasakan efek penggunaan narkobanya (Mabuk)
- Toleransi istilah yang digunakan untuk menunjukkan kebutuhan zat seseorang yang lebih banyak untuk memperoleh efek yang sama setelah pemakaian berulang.
- Withdrawal Syndrome (gejala Putus Zat) biasa dikenal oleh pecandu dengan sebutan sakau
 
gejala ini akan hilang jika menggunakan
- depedensi (ketergantungan) keadaan dimana seseorang selalu membutuhkan zat tertentu (Kecanduan )

4. Dampak Sosial
Berbagai penelitian telah membuktikan bahwa prosentase kriminalitas yang terjadi lebih besar ditimbulkan oleh penyalahgunaan zat psikoaktif yang dapat meningkatkan perilaku agresif seseorang baik fisik maupun psikis.

Bahasa Jungkie:

Jungkies : pecandu putaw

Etep : Putaw

Ngipe/misto : nyuntik

Pedaw : mabuk karena putaw

Pakau/Wakap : make

Nyabu/Nyebrut/ngebong/ngasap : make sabu-sabu

Cimeng/getok : ganja

Bokul : beli narkoba

Am/ample/paket/Amplop : paketan narkoba

Sakaw/wakas : efek saat tubuh membutuhkan zat atau masa putus zat

Ji : gram

Betrik : mengurangi ukuran paket

Suges : rasa rindu untuk menggunakan

Jekpot : muntah karena mabuk

Play/on : mabuk berat

Bede : bandar

Niger : sebutan bagi orang nigeria yang berdagang narkoba

Spion / SP : mata-mata Polisi

Gape : tertangkap polisi

Nyanyi : membocorkan rahasia kepada polisi

Ubas : Sabu-sabu

Spidol/spet/pistol : Jarum Suntik

Pimpeng : memompa darah dengan jarum suntik

Barang : narkoba apapun jenisnya

Upaya Penanggulangan Penyalahgunaan NAPZA kebijakan nasional yang ditempuh oleh Badan Narkotika Nasional dalam menanggulangi penyelahgunaan NAPZA adalah sebagai berikut :
1. Pencegahan dan pemberantasan terhadap penyalahgunaan dan peredaran narkoba dilakukan dengan upaya pencegahan yang berbasis masyarakat, termasuk di dalamnya melalui jalur pendidikan sekolah maupun luar sekolah.
2. Masalah narkoba merupakan masalah global, oleh karena itu perlu ditingkatkan kerjasama regional dan internasional secara lebih Intensif, dengan membangun kesepakatan-kesepakatan bersama, baik bilateral maupun multilateral.
3. Dalam upaya terapi dan rehabilitasi bagi korban penyalahgunaan narkoba, selain menjadi tanggung jawab pemerintah, diberikan kesempatan kepada masyarakat untuk berpartisipasi dalam upaya tersebut dengan berpedoman kepada standarisasi pelayanan terapi dan rehabilitasi yang ditentukan.
4. Pelaksanaan penegakan hukum harus dilakukan secara tegas, konsisten dan sungguh-sungguh sesuai dengan ketentuan perundang-undangan
5. Pengawasan dan pengendalian narkoba dan Prekursor legal perlu diperketat dan ditingkatkan untuk mencegah terjadinya penyalahgunaan dan peyelewengan ke pasaran gelap.

Tonton juga Bahaya Narkoba

Sumber:
1. https://zenc.wordpress.com/2007/06/13/napza-narkotika-psikotropika-dan-zat-aditif/
2. Priya - PKBI Narkotika Psikotropika dan zat adiktif lainnya dari https://www.k4health.org
3. https://manalor.wordpress.com/2013/06/15/bahaya-napza-bagi-remaja/



Kami mengadakan survei tentang napza, 
bila anda bersedia mengikutinya, silahkan ikuti tautan ini.




KANKER PAYUDARA (Ca Mammae) by: 11


I.       Pengertian
Carsinoma mammae merupakan gangguan dalam pertumbuhan sel normal mammae dimana sel abnormal timbul dari sel – sel normal, berkembang biak dan menginfiltrasi jaringan limfe dan pembuluh darah (Lynda Juall Carpenito, 1995). Kanker payudara adalah jenis kanker yang berasal dari kelenjar saluran dan jaringan penunjang payudara. Tingkat insidensi kanker payudara di kalangan wanita adalah 1  berbanding 8. Di Indonesia, kanker payudara menduduki peringkat kedua dari semua jenis kanker. Sedangkan sekitar 60-80 % ditemukan pada stadium lanjut dan berakibat fatal. Biasanya kanker ini ditemukan pada umur 40-49 tahun dan letak terbanyak di kuadran lateral atas.


II.      Penyebab dan Faktor Predisposisi
Wanita dengan  kebiasaan merokok, konsumsi alkohol, asupan lemak berlebihan dan kurang olahraga.
·       Riwayat keluarga yang menderita kanker payudara – Insidensi kanker payudara oleh karena genetik menunjukkan 5-10 %.
·       Pernah menderita kanker pada salah satu payudara
·       Menderita tumor jinak payudara
·       Infertil dan kehamilan pertama pada usia 35 tahun
·       Tidak memiliki anak
·       Faktor hormonal
·  Awal menstruasi (menarche) sebelum usia 12 tahun dan berhenti menstruasi (menopause) setelah usia 50 tahun.
·       Periode menstruasi lebih lama
·       Tidak pernah menyusui anaknya
·       Usia yang makin bertambah – Kanker payudara 78 % menunjukkan terjadi pada usia lebih 50 tahun dan 6 % terjadi pada usia kurang dari 40 tahun. Sedangkan rata-rata kanker payudara ditemukan pada usia 64 tahun.
III.    Gambaran Klinik dan Patofisiologi
Tanda dan gejala
1.     Nampak benjolan di payudara
2.     Puting masuk ke dalam
3.     Perubahan warna kulit
4.     Putting berubah bentuk atau perdarahan
5.     Perubahan bentuk di payudara

IV.   Metode Deteksi Dini
Pendektesian kanker payudara sedini mungkin merupakan faktor penting dalam menanggulangi kanker payudara. Oleh karena kanker payudara merupakan jenis kanker yang mudah dideteksi. Untuk menemukan kanker pada stadium awal dilakukan dengan pemeriksaan medis antara lain :
1.      Pemeriksaan payudara sendiri (SADARI).
2.      Pemeriksaan payudara secara klinis (SARARI).
3.      Pemeriksaan mammografi – adalah foto payudara dengan alat khusus.
4.      Biopsi aspirasi.
5.      True-cut (pengambilan jaringan dengan jarum ukuran besar).
6.    Biopsi terbuka – adalah prosedur pengambilan jaringan dengan operasi kecil, eksisi maupun insisi yang dilakukan sebagai diagnosis pre operatif ataupun durante operationam.
7.   Terapi – Untuk meningkatkan angka harapan hidup, pembedahan biasanya diikuti dengan terapi. Misalnya terapi radiasi, terapi hormon, kemoterapi, dan terapi imunologik.





Daftar Pustaka

Mansjoer, arif dkk.2000.Kapita Selekta. Jakarta : Media Aesculapius
Manuaba.1998.Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan & Keluarga Berencana untuk Pendidikan Bidan.Jakarta : EGC
Wiknjosastro, hanifa.2006.Ilmu Kandungan.Jakarta : Yayasan bina pustaka sarwono prawirohardjo



Anggota kelompok 11 AJ :
1.         Bernadeth Yunitasari  /   I1F017026
2.         Surianty  /  I1F017027
3.         Gus Deriyatno  / I1F017028
4.         Marselina Mole  / I1F017029
5.         Getrudis Wilhelmina Gudhu  / I1F017030


take my survey
click here please


KANKER SERVIKS (LEHER RAHIM) by: 10

Serviks atau leher rahim terletak pada bagian bawah rahim. Kanker serviks disebabkan oleh beberapa jenis virus yang disebut Human papillomavirus(HPV). Virus dapat menyebar melalui kontak seksual. Kebanyakan tubuh wanita mampu melawan infeksi HPV, akan tetapi kadang-kadang virus bisa mengakibatkan kanker. Wanita akan berisiko lebih tinggi jika merokok, memiliki banyak anak, penggunaan pil KB untuk waktu yang lama, atau infeksi HIV.Kanker serviks mungkin tidak menimbulkan gejala pada awalnya, tetapi kemudian, mungkin akan mengalami nyeri panggul atau pendarahan dari vagina. Biasanya memerlukan beberapa tahun untuk sel-sel normal di serviks berubah menjadi sel-sel kanker. Dokter dapat menemukan sel abnormal dengan melakukan tes Pap Smear, memeriksa sel dari leher rahim dengan mikroskop. Dengan melakukan tes Pap Smear secara teratur, bisa mengetahui terjadinya perubahan sel sebelum berubah menjadi kanker.

Para ilmuwan telah mengembangkan vaksin yang membantu mencegah beberapa jenis HPV yang paling sering menyebabkan kanker. Saat ini, vaksin HPV (Gardasil) hanya diberikan kepada wanita usia 9-26. Vaksin ini diberikan dalam tiga dosis (suntikan) selama enam bulan. Wanita yang sedang hamil tidak boleh mendapat vaksin HPV sampai bayi lahir. Vaksin HPV bekerja lebih baik pada wanita yang belum terkena virus. Ini melindungi terhadap empat jenis HPV. Penelitian menunjukkan vaksin mencegah sekitar 70 persen dari kanker serviks jika diberikan kepada perempuan dan gadis-gadis sebelum mereka melakukan hubungan seks untuk kali pertama. Hal ini juga melindungi terhadap sekitar 90 persen dari kutil genital. Vaksin dapat berfungsi setidaknya selama lima tahun, mungkin lebih lama.

Kanker serviks adalah penyakit yang bisa berakibat fatal. Namun, itu adalah penyakit yang bisa dicegah. Kanker serviks terjadi jika sel normal di serviks berubah menjadi sel-sel kanker. Hal ini biasanya memerlukan beberapa tahun untuk terjadi, tetapi juga dapat terjadi dalam waktu yang sangat singkat.
Hal yang dapat dilakukan untuk membantu melindungi diri sendiri melawan HPV dan kanker serviks.
Jangan melakukan hubungan seks. Cara terbaik untuk mencegah penyakit seks menular adalah tidak melakukan hubungan seks secara vaginal, oral, atau anal pada lain pasangan.
Setia pada pasangan. Berhubungan seks hanya dengan satu pasangan juga dapat menurunkan resiko. Itu berarti hanya berhubungan seks dengan pasangan masing-masing dan tidak ada orang lain.
Gunakan kondom. HPV dapat terjadi pada wanita dan pria di daerah genital yang tidak dilindungi oleh kondom. Namun, penelitian telah menunjukkan bahwa penggunaan kondom sangat mungkin untuk menurunkan resiko kanker serviks. Lindungi diri dengan kondom setiap kali berhubungan seks secara vaginal, anal, atau oral.

TERAPI MUSIK (by: 9)


Menurut ilmu medis, haid (menstruasi) adalah terlepasnya jaringan epitel endometrium akibat pengaruh perubahan siklus keseimbangan hormonal reproduksi wanita atau pelepasan dinding rahim (endometrium) yang disertai dengan pendarahan dan terjadi setiap bulannya, kecuali pada saat kehamilan. Haid yang terjadi terus menerus setiap bulannya disebut sebagai siklus haid. Menurut bahasa (etimologi), haid berarti sesuatu yang mengalir. Haid antara wanita satu dengan yang lain berbeda, misalnya jumlah darah yang keluar, masa dan lamanya haid setiap bulan. Perbedaan tersebut terjadi sesuai dengan kondisi setiap wanita, lingkungan, maupun iklimnya (Mustofa, 2010).


Siklus Haid
Hari pertama terjadinya haid dihitung sebagai awal setiap siklus haid (hari ke-1). Haid akan terjadi 3-7 hari, Mengeluarkan gumpalan darah yang keluar pada saat menstruasi 25-80 ml/perhari. Ada dua sebutan untuk darah haid atau menstruasi yang keluar 80ml/perhari yakni menorhagia. Sedangkan menstruasi yang berlangsung lebih dari 7 hari disebut hipermenorea. Hari terakhir haid adalah waktu berakhir sebelum siklus haid selama 21-40 hari. Hanya sekitar 15 % perempuan yang mengalami siklus haid selama 28 hari. Jarak siklus haid yang paling panjang biasanya terjadi setelah haid yang pertama (menarche) dan sesaat sebelum berhenti  haid (menopause). Jarak diantara waktu tersebut biasanya 2 bulan atau bahkan 1 bulan terjadi 2 kali siklus. Ini hal yang normal dan tidak perlu dirisaukan. Dalam rentang waktu tertentu semenjak menarche. Siklus akan berlangsung normal. Pada perempuan yang akan mengalami menopause, kondisi tersebut tidak perlu dicemaskan. Selama kesehatan tetap terjaga, menopause tidak perlu ditakuti (Anurogo, 2011). Dismenorea atau nyeri haid merupakan salah satu keluhan ginekologi yang paling umum pada perempuan muda yang datang ke klinik atau dokter. Hampir semua perempuan mengalami rasa tidak nyaman selama haid seperti rasa nyeri dan tidak enak di perut bagian bawah dan biasanya juga disertai mual, pusing, bahkan pingsan. peningkatan kadar PGE2 dan PGF2 alfa di dalam darah yang mengakibatkan terjadinya peningkatan kontraksi dan distrimi uterus. Sehingga terjadi penurunan aliran darah dan oksigen ke uterus yang menyebabkan terjadinya iskemia serta peningkatan sensitisasi reseptor nyeri yang mengakibatkan timbulnya nyeri haid (Chang E.,2006). Dengan demikian, istilah dismenorea hanya digunakan jika nyeri haid demikian hebatnya sehingga memaksa penderita untuk istirahat dan meninggalkan pekerjaan atau aktivitas rutinnya sehari-hari selama beberapa jam atau beberapa hari. Istilah ini juga dapat digunakan jika nyeri haid yang terjadi membuat perempuan tersebut tidak bisa beraktivitas secara normal dan memerlukan obat atau penangangan khusus.
Nyeri menstruasi dapat diatasi dengan terapi farmakologis dan terapi non-farmakologis. Terapi farmakologis diberikan dengan cara minum obat anti nyeri. Sedangkan terapi non-farmakologis dapat diatasi dengan berbagai cara, salah satunya adalah dengan mendengarkan musik Mozart. Musik didefinisikan sebagai kumpulan nada yang dihasilkan oleh gabungan bunyi-bunyian dari alat-alat musik. Sedangkan terapi musik adalah menggunakan musik untuk perubahan positif pada kondisi seseorang. musik klasik menghasilkan gelombang alfa yang berperan menenangkan dan merangsang sistem limbic jaringan neuron otak. Gelombang alfa berhubungan dengan kondisi pikiran yang rileks dan santai.
Penemuan utama menunjukkan bahwa musik dapat mengurangi nyeri dan kecemasan pada seseorang dengan masalah kesehatan di berbagai tatanan. Musik tidak sama dengan intervensi yang lainnya, terapi musik praktis dan efektif untuk digunakan, sehingga terapi musik menjadi intervensi yang ideal untuk seseorang yang memiliki energi yang sedikit. Mitchel (2007), efek musik dapat meningkatkan relaksasi dan distraksi serta menurunkan derajat nyeri. Penelitian Richard & Johnson (2007); Nilsson (2008); Lim & Locsin (2006); Cepeda & Carr (2006) menyatakan bahwa efek mendengarkan musik rekaman dapat meningkatkan kepuasan seseorang pada pelayanan dan menurunkan nyeri. Penelitian Caprilli & Anastasi (2007); Whitehead & Zebrowski (2007) menyatakan bahwa musik dapat meningkatkan kualitas hidup bagi seseorang yang menikmatinya. Penggunaan musik Mozart selama 10-15 menit dapat membantu seseorang fokus dan meningkatkan organisasi mental seseorang. Musik Mozart juga dapat berdampak pada pengaturan pernafasan menjadi lebih teratur dan otak menjadi tenang. Hal ini juga dikarenakan musik Mozart memiliki tempo sekitar 60-80 ketukan permenit, tanpa lirik, bersifat mengalun, bersifat menenangkan yang dapat menstimulasi gelombang alpha dan tetha pada otak sehingga membuat rileks tubuh.


Kelompok 9 :
SUGIONO(I1F017016), NURHADI(I1F017017), UMAR SUMARDI(I1F017018), 
INDAH SETYOWATI(I1F017019), GINANJAR LAKSANA(I1F017020)

Take my survey
klik di SINI



KOMUNIKASI YANG MENYEMBUHKAN (by: 8)



Menurut Stuart dan Sundeen (1995) dalam Nurjannah (2001:85) hal-hal yang mendasari terciptanya hubungan terapeutik adalah: rasa hormat atau pandangan positif tanpa syarat, kesungguhan atau kesejatian, empati, dan konkret. Kemudian Sheldon (2010:51) menambahkan kepercayaan dan kerahasiaan sebagai kemampuan dasar yang juga harus dimiliki perawat dalam menjalin komunikasi terapeutik dengan pasien.

1. Rasa hormat atau Pandangan Positif Tanpa Syarat
  Carl Rogers (Sheldon, 2010:51) mendefinisikan rasa hormat atau pandangan positif tanpa syarat sebagai kemampuan untuk menerima kepercayaan pasien di atas perasaan pribadi perawat. Pemahaman ini memberikan pemahaman bahwa seorang perawat harus bisa menerima pasien dengan keseluruhan diri pasien tanpa bersikap menghakimi. Hal ini bertujuan untuk membuat pasien merasa nyaman dan melegitimasi perasaannya.

2    Kesungguhan atau Kesejatian
Rogers (Sheldon, 2010:52) mengungkapkan bahwa kesungguhan merupakan kesesuaian. Kesungguhan mengarah pada kemampuan untuk menjadi diri sendiri dalam pekerjaannya sebagai seorang professional. Dalam menjalankannya, seorang perawat tidak boleh mengekspresikan penilaiannya mengenai pasien atau nilai-nilai mereka. Perawat dapat secara sungguh-sungguh mengekspresikan perasaannya sendiri kepada pasien selama hubungan terapeutik.


3    Empati
Berempati menurut Smith (1992) dalam Nurjannah (2009:80) merupakan sikap menerima dan memahami emosi pasien tanpa terlibat 5 ke dalam emosinya. Smith (Nurjannah, 2009:81) juga mengungkapkan bahwa empati dapat ditunjukan melalui beberapa aspek yaitu aspek mental (memahami orang lain secara emosional dan intelektual), aspek verbal (kemampuan mengungkapkan secara verbal mengenai pemahamannya tentang perasaan pasien), dan aspek non verbal (kemampuan untuk menunjukkan empati dengan kehangatan dan kesejatian, kesejatian yaitu ada kesamaan antara respon verbal dan non verbal). Hal ini dibutuhkan untuk mampu memahami kondisi atau perasaan pasien sehingga tetap bisa bertindak dan berfikir jernih tanpa terlarut dalam emosi pasien.

4    Konkret
Ketika berdiskusi dengan pasien mengenai perasaan, pengalaman maupun tingkah lakunya, perawat akan menggunakan pertanyaan yang bersifat spesifik dan bukan yang abstrak, sehingga pasien dapat menjelaskan dengan akurat tentang masalahnya, hal ini menurut Suart & Sundeen dalam Nurjannah (2001:85).

5    Kepercayaan
Sheldon (2010:55) mengungkapkan bahwa kepercayaan merupakan dasar dari semua hubungan interpersonal dan sangat penting dalam hubungan terapeutik.

6   Kerahasiaan
Sheldon (2010:55) mengungkapkan bahwa seorang perawat harus menjaga privasi atau rahasia pasien, hal ini merupakan tanggung jawab moral maupun legal seorang perawat. Perawat tidak boleh menyebarkan informasi pasien dengan orang lain kecuali pada situasi tertentu. Menjaga informasi tetap rahasia termasuk tidak berbicara di ruang publik dan menjaga rahasia informasi elektronik.





take my survey click here




 

APAKAH HEPATITIS MENULAR ?? (by: 7)

Hepatitis virus merupakan infeksi sistemik oleh virus disertai nekrosis dan klinis, biokimia serta seluler yang khas (Brunner dan Sudart, 1997). Hepatitis adalah suatu proses peradangan difus pada jaringan yang dapat disebabkan oleh infeksi virus dan oleh reaksi toksik terhadap obat-obatan serta bahan- bahan kimia. (Sujono Hadi, 1999).

Jenis dan penyebab hepatitis

Menurut Price(2003) mengemukakan bahwa ada beberapa jenis hepatitis berdasarkan penyebabnya :

1. Hepatitis A
a. Virus hepatitis A (HAV) terdiri dari RNA berbentuk bulat tidak berselubung berukuran 27 nm.
b. Ditularkan melalui jalur fekal – oral, sanitasi yang jelek, kontak antara manusia, dibawah oleh air dan makanan.
c. Masa inkubasinya 15 – 49 hari dengan rata – rata 30 hari.
d. Infeksi ini mudah terjadi didalam lingkungan dengan higiene dan sanitasi yang buruk dengan penduduk yang sangat padat.

2. Hepatitis B (HBV)
a. Virus hepatitis B (HBV) merupakan virus yang bercangkang ganda yang memiliki ukuran 42 nm.
b. Ditularkan melalui parenteral atau lewat dengan karier atau penderita infeksi akut, kontak seksual dan fekal-oral. Penularan perinatal dari ibu kepada bayinya.
c. Masa inkubasi 26 – 160 hari dengan rata- rata 70 – 80 hari.
d. Faktor resiko bagi para dokter bedah, pekerja laboratorium, dokter gigi, perawat dan terapis respiratorik, staf dan pasien dalam unit hemodialisis serta onkologi laki-laki biseksual serta homoseksual yang aktif dalam hubungan seksual dan para pemaki obat-obat IV juga beresiko.

3. Hepatitis C (HCV)
a. Virus hepatitis C (HCV) merupakan virus RNA kecil, terbungkus lemak yang diameternya 30 – 60 nm.
b. Ditularkan melalui jalur parenteral dan juga disebabkan juga oleh kontak seksual
c. Masa inkubasi virus ini 15 – 60 hari dengan rata – 50 hari
d. Faktor resiko hampir sama dengan hepetitis B

4. Hepatitis D (HDV)
a. Virus hepatitis D (HDV) merupakan virus RNA berukuran 35 nm.
b. Penularannya terutama melalui serum dan menyerang orang yang memiliki kebiasaan memakai obat terlarang dan penderita hemofilia.
c. Masa inkubasi dari virus ini 21 – 140 hari dengan rata – rata 35 hari. d. Faktor resiko hepatitis D hampir sama dengan hepatitis B.

5. Hepatitis E (HEV)
a. Virus hepatitis E (HEV) merupakan virus RNA kecil yang diameternya + 32 – 36 nm.
b. Penularan virus ini melalui jalur fekal-oral, kontak antara manusia dimungkinkan meskipun resikonya rendah.
c. Masa inkubasi 15 – 65 hari dengan rata – rata 42 hari.
d. Faktor resiko perjalanan kenegara dengan insiden tinggi hepatitis E dan makan makanan, minum minuman yang terkontaminas

Saran pencegahan :
a. Melakukan vaksinasi
b. Biasakan untuk mencuci tangan
c. Hati-hati dengan penggunaan jarum
d. Tahu kapan untuk berbagi dan apa yang bisa di bagi semua barang
e. Melakukan hubungan seksual yang aman
f. Perhatikan makanan dan minuman anda
g. Mengetahui riwayat keluarga anada




Keyword: Hepatitis, penularan hepatitis,pencegahan hepatitis, penyebab hepatitis, pengertian hepatitis.

Kelompok 7
Muslihudin ( I1F017006)
Heri Firmansah ( I1F017007)
Mohamad Romli ( I1F017008)
Ridho Tristantiningsih ( I1F017009)
Yanuar ( I1F017010)


Silahkan teman2 mengisi survei klp 7...trim klik disini

MENINGITIS (by: 6)

Menurut WHO pada tahun 2015, meningitis berada pada peringkat ke 41 yang menyebabkan kematian. Meningitis telah menginfeksi lebih dari 400 juta manusia. 365 ribu penderita meninggal dunia. Meningitis lebih banyak ditemukan di benua Afrika dan Asia, dan akan menjadi wabah ketika musim panas. Setelah terinfeksi, 30-50% penderita akan mengalami kerusakan otak, gangguan syaraf bahkan sampai retardasi mental.

Sampai saat ini prevalensi meningitis tidak mempunyai data yang pasti. Hal ini disebabkan karena seringnya terjadi kesalahan dalam menegakkan diagnosa medis. Sehingga meningitis sering dianggap penyakit infeksi lain.

Meningitis adalah peradangan yang terjadi pada meningen, yaitu lapisan pelindung yang menyelimuti otak dan saraf tulang belakang. Meningitis terkadang sulit dikenali, karena penyakit ini memiliki gejala awal yang serupa dengan flu, seperti demam dan sakit kepala.

Berdasarkan penyebabnya, meningitis terbagi menjadi beberapa tipe, yakni:

Meningitis bakterialis. Meningitis tipe ini disebabkan oleh bakteri dan dapat menular. Bakteri yang menyebabkan meningitis meliputi : Streptococcus pneumoniae, Neisseria meningitidis, Haemophilus influenza, Listeria monocytogenes dan Staphylococcus aureus.

Meningitis virus. Kondisi ini hanya menimbulkan gejala yang tergolong ringan dan dapat pulih dengan sendirinya. Meningitis yang disebabkan oleh virus dapat lebih mudah menyebar dibanding yang disebabkan oleh bakteri. Virus yang menyebabkan meningitis meliputi virus kelompok enterovirus, virus herpes simplex, HIV, virus West Nile, dan coltivirus. Virus-virus tersebut dapat menyebar melalui udara, seperti saat bersin atau batuk, berbagi penggunaan barang pribadi, atau menyentuh benda yang terkontaminasi.

Meningitis jamur. Meningitis yang disebabkan oleh jamur masih tergolong jarang terjadi. Meningitis tipe ini biasanya menyerang seseorang yang memiliki sistem imun lemah, seperti penderita kanker dan AIDS. Beberapa jenis jamur yang dapat menyebabkan meningitis adalah cryptococcus, blastomyces, histoplasma, dan coccidioides. Jamur umumnya ini terdapat pada kotoran hewan seperti burung dan kelelawar. Penyebaran jamur dapat melalui tanah atau debu yang terkontaminasi dan terhirup oleh pasien.

Meningitis parasit. Parasit penyebab meningitis, seperti Angiostrongylus cantonensis dan Baylisascaris procyonis, tidak disebarkan melalui kontak langsung. Parasit ini umumnya terdapat pada hasil bumi, serta kotoran, makanan, dan hewan seperti siput, ikan, unggas. Memakan makanan yang berbahan dasar hewan tersebut atau melakukan aktivitas seperti berenang berpotensi tertular parasit penyebab meningitis.

Selain itu, terdapat pula beberapa faktor lain yang dapat memicu meningitis, di antaranya : Usia, Kehamilan, Tinggal dalam lingkungan yang ramai, melewati dan jadwal vaksinasi.

Gejala umum yang muncul pada penderita meningitis yang berusia lebih dari 2 tahun meliputi : demam tinggi, leher kaku, sakit kepala, kejang, sensitif terhadap cahaya, sulit berkonsentrasi, tidur yang terlalu lelap, ruam dan nafsu makan berkurang.

Test-test untuk menguji ada tidaknya tanda meningeal banyak sekali, namun pada dasarnya adalah variasi test pertama yang dikenalkan oleh Vladimir Kernig pada tahun 1884. Dokter ahli penyakit dalam dari Rusia ini memperhatikan adanya keterbatasan ekstensi pasif sendi lutut pada pasien meningitis dalam posisi duduk maupun berbaring. Sampai sekarang masih sering digunakan untuk memeriksa tanda meningeal. Selanjutnya Josep Brudzinski seorang ilmuwan Polandia pada tahun 1909 mengenalkan tanda lain dalam mendeteksi adanya tanda meningeal. Tanda yang diperkenalkan adalah gerakan fleksi bilateral di sendi lutut dan panggul yang timbul secara reflektorik akibat difleksikannya kepala pasien ke depan sampai menyentuh dada. Tanda ini dikenal sebagai tanda Brudzinski I. Sebelumnya Brudzinski juga telah memperkenalkan adanya tanda tungkai kontralateral sebagai tanda perangsangan meningeal, yaitu gerakan fleksi di sendi panggul dengan tungkai pada posisi lurus di sendi lutut akan membangkitkan secara reflektorik gerakan fleksi sendi lutut dan panggul kontralateral. Tanda ini dikenal sebagai Tanda Brudzinski II. Urutan I dan II hanya menunjukkan urutan pemeriksaannya saja, bukan urutan penemuannya.

Selain tanda-tanda yang sudah dideskripsikan di atas masih ada beberapa tanda meningeal yang lain namun ada satu tanda lagi yang cukup penting yaitu kaku kuduk. Pada pasien meningitis akan didapatkan kekakuan atau tahanan pada kuduk bila difleksikan dan diekstensikan.


personel klp 6:













sebagai bentuk kepedulian mohon isi survey kami dengan klik link ini. terima kasih 






LELAH, LETIH, LESU. TANDA-TANDA ANEMIA? (by: 5)


Pengertian
            Anemia adalah suatu kondisi dimana tubuh kekurangan sel darah merah yang berfungsi untuk menyebarkan oksigen ke seluruh tubuh. Dengan kondisi tersebut, tubuh biasanya sering merasakan letih dan lesu. Faktor resiko anemia diantaranya adalah  kehilangan darah, diare, malabsorbsi, frekuensi donor darah yang sering dan konsumsi makanan yang tidak adekuat. Kejadian anemia akan semakin berat  seiring dengan kebutuhan yang meningkat pada masa pertumbuhan , menderita penyakit kronis ( seperti tuberculosis) serta kehilangan darah karena infeksi parasit (Arisman, 2004). Selain itu menurut Alodokter.com Beberapa fakor risiko yang dapat meningkatkan risiko munculnya anemia pada diri seseorang adalah:
  • Kekurangan vitamin dan zat besi. Membiasakan diri mengonsumsi makanan yang rendah vitamin B12, asam folat, dan zat besi dapat meningkatkan risiko terkena anemia.
  • Gangguan pencernaan pada usus. Beberapa penyakit seperti penyakit Crohn dan penyakit celiac dapat menyebabkan gangguan penyerapan nutrisi di usus sehingga meningkatkan risiko terkena anemia.
  • Menstruasi. Umumnya wanita yang masih mengalami menstruasi memiliki risiko terkena anemia lebih besar dibandingkan dengan wanita yang sudah menopause atau pria. Hal tersebut disebabkan oleh kehilangan darah pada saat terjadinya menstruasi.
  • Mengandung. Ibu hamil yang tidak mengonsumsi suplemen asam folat dalam jumlah cukup memiliki risiko terkena anemia yang lebih tinggi.
  • Penyakit kronis. Jika seseorang menderita kanker, gagal ginjal, atau penyakit kronis lainnya, maka risiko terkena anemia akan meningkat akibat kekurangan sel darah merah. Luka pada organ dalam yang diiringi perdarahan juga dapat menyebabkan tubuh kekurangan zat besi sehingga meningkatkan risiko terjadinya anemia akibat kekurangan zat besi.
  • Riwayat anemia di keluarga. Seseorang yang memiliki anggota keluarga dengan riwayat anemia bawaan, memiliki risiko tinggi untuk terkena kondisi yang sama. Umumnya anemia yang diwariskan adalah anemia sel sabit (sickle cell anemia).
  • Usia. Penambahan usia akan meningkatkan risiko seseorang terkena anemia. Anemia karena kekurangan vitamin B12 dan asam folat lebih umum terjadi pada lansia di atas 75 tahun.
  • Faktor lain, seperti infeksi, kelainan darah, penyakit autoimun, kecanduan alkohol, terkena zat kimia beracun, dan efek samping dari obat dapat meningkatkan risiko anemia pada seseorang.
Tanda dan Gejala Anemia
Anemia dapat dikenali dari gejala-gejala berikut ini:
ü  Badan terasa lemas dan cepat lelah.
ü  Kulit terlihat pucat atau kekuningan.
ü  Detak jantung tidak beraturan.
ü  Napas pendek.
ü  Pusing dan berkunang-kunang.
ü  Nyeri dada.
ü  Tangan dan kaki terasa dingin.
ü  Sakit kepala.
ü  Sulit Berkonsentrasi.
ü  Insomnia.
ü  Kaki kram.
Pada awalnya, gejala anemia sering kali tidak disadari oleh penderita. Gejala anemia akan semakin terasa apabila kondisi yang diderita semakin memburuk. Konsultasi pada dokter sebaiknya dilakukan jika seseorang kerap merasakan lelah tanpa sebab yang jelas (Alodokter.com). Berikut ini adalah uraian singkat mengenai jenis-jenis anemia berdasarkan penyebabnya, di antaranya:
  • Anemia akibat kekurangan zat besi. Anemia jenis ini merupakan yang paling umum terjadi di seluruh dunia. Kekurangan zat besi dapat menyebabkan tubuh mengalami anemia dikarenakan sumsum tulang membutuhkan zat besi untuk membuat sel darah. Anemia dapat terjadi pada wanita hamil yang tidak mengonsumsi suplemen penambah zat besi. Anemia juga dapat terjadi pada perdarahan menstruasi yang banyak, tukak organ (luka), kanker, dan penggunaan obat pereda nyeri seperti aspirin. Gejala-gejala yang umumnya dialami penderita anemia kekurangan zat besi adalah:
    • Memiliki nafsu makan terhadap benda-benda aneh seperti kertas, cat atau es (kondisi ini dinamakan pica).
    • Mulut terasa kering dan pecah-pecah di bagian sudutnya.
    • Kuku yang melengkung ke atas (koilonychia).
  • Anemia akibat kekurangan vitamin. Selain membutuhkan zat besi, tubuh juga membutuhkan vitamin B12 dan asam folat untuk membuat sel darah merah. Kekurangan dua unsur nutrisi tersebut dapat menyebabkan tubuh tidak dapat memproduksi sel darah merah sehat dalam jumlah cukup sehingga terjadi anemia. Pada beberapa kasus, terdapat penderita anemia akibat lambung tidak dapat menyerap vitamin B12 dari makanan yang dicerna. Kondisi tersebut dinamakan anemia pernisiosa. Gejala-gejala yang umumnya dialami oleh penderita anemia kekurangan vitamin B-12 dan asam folat adalah:
    • Geli dan rasa menggelenyar di bagian tangan dan kaki.
    • Kehilangan kepekaan pada indera peraba.
    • Sulit berjalan.
    • Mengalami kekakuan pada kaki dan tangan.
    • Mengalami demensia.
  • Anemia akibat penyakit kronis. Sejumlah penyakit dapat menyebabkan anemia karena terjadinya gangguan pada proses pembentukan dan penghancuran sel darah merah. Contoh-contoh penyakit tersebut adalah HIV/AIDS, kanker, rheumatoid arthritis, penyakit ginjal, penyakit Crohn, dan penyakit peradangan kronis. Gejala-gejala yang dapat muncul pada kasus anemia akibat penyakit kronis di antaranya adalah:
    • Warna mata dan kulit menjadi kekuningan.
    • Warna urine yang berubah menjadi merah atau cokelat.
    • Borok pada kaki.
    • Gejala batu empedu.
    • Keterlambatan perkembangan pada anak-anak.
  • Anemia aplastik. Anemia aplastik merupakan kondisi yang langka terjadi namun berbahaya bagi hidup penderita. Pada anemia aplastik, tubuh tidak mampu memproduksi sel darah merah dengan optimal. Anemia aplastik dapat disebabkan oleh infeksi, efek samping obat, penyakit autoimun, atau paparan zat kimia beracun.
  • Anemia akibat penyakit sumsum tulang. Beberapa penyakit seperti leukemia atau mielofibriosis dapat mengganggu produksi sel darah merah di sumsum tulang dan menimbulkan anemia. Gejala yang ditimbulkan dapat bervariasi, dari ringan hingga berbahaya.
  • Anemia hemolitik. Anemia hemolitik terjadi pada saat sel darah merah dihancurkan oleh tubuh lebih cepat dibanding waktu produksinya. Beberapa penyakit dapat mengganggu proses dan kecepatan penghancuran sel darah merah. Anemia hemolitik dapat diturunkan secara genetik atau bisa juga didapat setelah lahir.
  • Anemia sel sabit (sickle cell anemia). Anemia ini bersifat genetis dan disebabkan oleh bentuk hemoglobin yang tidak normal sehingga menyebabkan sel darah merah berbentuk seperti bulan sabit, bukan bulat bikonkaf seperti sel darah merah Sel darah merah berbentuk sabit memiliki waktu hidup lebih pendek dibanding sel darah merah normal. Gejala yang dialami oleh penderita anemia sel sabit adalah:
    • Kelelahan.
    • Mudah terkena infeksi.
    • Nyeri tajam pada bagian sendi, perut, dan anggota gerak.
    • Keterlambatan pertumbuhan dan perkembangan pada anak-anak.
  • Anemia jenis lain, yang disebabkan oleh thalassemia atau penyakit malaria.

Pencegahan Anemia

Beberapa jenis anemia tidak dapat dihindari, akan tetapi anemia yang disebabkan oleh kekurangan vitamin dan zat besi dapat dicegah dengan cara mengatur pola makan. Beberapa makanan yang dapat membantu mencegah anemia antara lain adalah:
  • Makanan yang kaya akan zat besi, seperti daging sapi, kacang-kacangan, sereal yang diperkaya zat besi, sayuran berdaun hijau gelap, dan buah kering.
  • Makanan yang kaya akan asam folat, seperti buah-buahan, sayuran berdaun hijau gelap, kacang hijau, kacang merah, kacang tanah, gandum, sereal, pasta, dan nasi.
  • Makanan yang kaya akan vitamin B12, seperti daging, susu, keju, sereal, dan makanan dari kedelai (tempe atau tahu).
  • Makanan yang kaya akan vitamin C, seperti jeruk, merica, brokoli, tomat, melon, dan stroberi. Makanan-makanan tersebut dapat membantu penyerapan zat besi.
Jika terdapat kekhawatiran bahwa makanan yang dikonsumsi tidak mengandung cukup vitamin, disarankan untuk mengonsumsi multivitamin. Bagi vegetarian, hendaknya berkonsultasi kepada ahli gizi untuk mengatur pola makan agar kebutuhan zat besi bagi tubuh tetap tercukupi dengan baik.
Jika pada keluarga terdapat riwayat munculnya penderita anemia bawaan seperti anemia sel sabit atau thalassemia, hendakya dikonsultasikan kepada dokter. Konsultasi ini bertujuan untuk memperkirakan jika terdapat risiko anemia serupa yang dapat muncul pada anak.
Anemia juga dapat muncul sebagai komplikasi dari penyakit malaria. Jika akan bepergian ke tempat yang umum ditemukan penyakit malaria, konsultasikan ke dokter terkait obat pencegah malaria. Pencegahan dapat juga dilakukan dengan cara menghindari gigitan nyamuk, misalnya menggunakan kelambu, obat anti nyamuk, atau insektisida.
KOMEN DIBAWAH JIKA KALIAN PERNAH MENGALAMI TANDA-GEJALA ANEMIA DAN BAGAIMANA CARA KALIAN MENGATASINYA ?


Hii guys ...kita dari kelompok 5 materi anemia ingin meminta tolong kalian untuk mengisi survey kita nih...oya jangan lupa untuk membaca materinya terlebih dahulu yaaa. klik di sini ya..