Tuesday, October 20, 2020

GASTRITIS

 

DEFINISI GASTRITIS

 

Gastritis adalah inflamasi lapisan lambung karena iritasi dari mukosa lambung (LeMone & Burke, 2008). Menurut (Burnner & Suddarth’s, 2009) adalah inflamasi mukosa gastrik/lambung fisiologi (fungsi pencernaan & sekresi dan motorik). Normalnya gaster dilindungi oleh barrier mukosa gastrik dari HCL dan pepsin. Barier mukosa gastrik meliputi:

1.      Lapisan impermiabel lipid hidriphobic à melindungi sel epitel gaster, mencegah mencegah difusi molekul yang larut air (alkohol dan aspirin bisa menembus lapisan ini).

2.      Sekresi Ion bicarbonate sebagai respon terhadap sekresi HCl, HCO3- = H+ à mukosa gaster tetap intak. Prostaglandin support produksi HCO3- dan blood flow.

3.      Mucus gel, menjaga lapisan lambung dari pepsin dan menangkap HCO3- untuk menettralisir HCl, berfungsi juga sebagai lubrikan untuk mencegah kerusakan mekanik.

 

 

ETIOLOGI

Gastritis dapat disebabkan oleh :

1.      Iritasi > obat-obatan, aspirin, obat antiinflamasi nonsteroid

2.      Adanya asam lambung dan pepsin yang berlebihan

3.      Stres. Diungkapkan oleh peneliti dari Universitas Leeds bahwa stres dapat mempengaruhi kebiasaan makan seseorang. Ketika stres, nafsu makan akan cenderung berkurang. Stres juga menyebabkan perubahan hormonal dalam tubuh dan merangsang produksi asam lambung dalam jumlah berlebihan yang berakibat pada rasa sakit di lambung, nyeri, mual, mulas, atau bahkan luka (O'connor, 2007)

4.      Waktu makan yang tidak teratur atau porsi makan yang berlebihan

5.      Terlalu banyak makan makanan yang berbumbu (Mencakup 20% dari faktor etiologi, menurut penelitian yang dilakukan Herlan pada tahun 2001).

6.      Gangguan mikrosirkulasi mukosa lambung. Seperti : Trauma, luka bakar, sepsis, luka pada lambung.

 

 

 

PATOFISIOLOGI

 

a.       Gastritis akut ditandai dengan kerusakan barier mukosa karena iritasi lokal (membran mukosa gaster menjadi edema dan hiperemi = kongesti dari cairan dan darah) → kerusakan ini mengakibatkan kontak antara HCL dan pepsin dengan jaringan gaster → iritasi, inflamasi, dan erosi superficial mukosa gastric mengalami regenerasi secara cepat, gastritis akut → self-limiting disorder yang resolusi dan penyembuhannya terjadi dalam beberapa hari. Bentuk terparah dari gastritis akut disebabkan karena ketidaksengajaan atau sengaja mencerna asam atau alkali kuat (amonia,lysol), inflamasi berat ataupun nekrosis, gangren lambung, mengakibatkan perforasi, pendarahan sampai peritonitis. Jika sampai terbentuk jaringan parut maka akan terjadi obstruksi pilorus (Lemone & Burke 2008).

b.      Gastritis kronis merupakan kerusakan progresif yang diawali adanya inflamasi superficial dan secara bertahap berkembang menyebabkan atropy pada jaringan gaster. Tahap awal dikarakteristikan adanya perubahan pada mukosa gaster dan produksi mucus yang menurun. Seiring perkembangan penyakit, kelenjar mukosa gaster terganggu dan rusak.

c.       Tipe A (gastritis autoimun) diakibatkan oleh perubahan pada sel parietal yang menimbulkan atrofi dan infiltrasi seluler terhadap sel parietal dan faktor intrinsik, antibodi ini merusak sel mukosa gaster mengakibatkan atrofi, infiltrasi seluler, dan hilangnya kemampuan untuk sekresi HCL serta pepsin.

d.      Tipe B (gastritis H. Pylori). Infeksi Helicobacter Pylori (H. Pylori) menyebabkan inflamasi pada mukosa gaster disertai infiltrasi neutrofil dan lymfocyte  lapisan terluar gaster menjadi tipis dan athropy sehingga kemampuan untuk melindungi gaster dari autodegestif oleh HCL dan pepsin berkurang, H. Pylori  meningkatkan risiko terjadinya ulkus peptikum, kanker gaster.

 

 

MANIFESTASI KLINIS

 

1.      Gastritis Akut yaitu Anorexia, mual, muntah, nyeri epigastrium, perdarahan saluran cerna pada hematemesis melena, tanda lebih lanjut yaitu anemia

2.      Gastritis Kronik, Kebanyakan klien tidak mempunyai keluhan, hanya sebagian kecil mengeluh nyeri ulu hati anorexia, nausea, dan keluhan anemia dan pemeriksaan fisik tidak di jumpai kelainan

 

MANAJEMEN MEDIS

Pada gastritis akut, biasanya pasien sembuh dalam waktu sekitar 1 hari, meskipun nafsu makan dapat berkurang selama 2 atau 3 hari lagi. Gastritis akut ditangani dengan menginstruksikan pasien untuk menahan diri dari alkohol dan makan makanan yang tidak menibulkan iritasi sampai gejalanya mereda. Jika gejalanya menetap, cairan intravena (IV) mungkin perlu diberikan.

Selain itu, terdapat beberapa terapi seperti intubasi nasogastrik (NG), antasida, antagonis reseptor histamin-2 (H2 blockers) (misalnya, famotidin [Pepcid], ranitidin [Zantac]), penghambat pompa proton (misalnya, omeprazole [Prilosec], lansoprazole [ Prevacid]), dan cairan IV. Endoskopi fiberoptik mungkin diperlukan. Dalam kasus ekstrim, operasi darurat mungkin diperlukan untuk mengangkat jaringan gangren atau berlubang.

Reseksi lambung atau gastrojejunostomy (anastomosis jejunum ke perut untuk memutar di sekitar pilorus) mungkin diperlukan untuk mengobati obstruksi saluran keluar lambung, juga disebut obstruksi pilorus, penyempitan lubang pilorus, yang tidak dapat diatasi dengan penanganan medis. Gastritis kronis dikelola dengan memodifikasi pola makan pasien, mendorong istirahat, mengurangi stres, merekomendasikan menghindari alkohol dan NSAID, dan memulai pengobatan yang mungkin termasuk antasida, H2 blockers, atau penghambat pompa proton.

 

MANAJEMEN KEPERAWATAN

1.      Mengurangi Kecemasan

Pada beberapa kasus, pasien gastritis perlu mengalami tidakan endoskopi ataupun pembedahan. Pasien dapat merasa cemas karena nyeri serta tindakan pengobatan yang akan dijalaninya. Peran perawat yaitu memberi dukungan emosional, menggunakan pendekatan yang tenang untuk mengurangi kecemasan pasien, serta berusaha menjawab pertanyaan yang pasien ajukan.

 

2.      Mempromosikan Nutrisi yang Optimal

Pasien tidak boleh mengonsumsi makanan atau cairan melalui mulut — mungkin untuk beberapa hari — sampai gejala akut mereda, agar memungkinkan terjadinya penyembuhan mukosa lambung. Jika terapi IV diperlukan, perawat memantau asupan dan haluaran cairan bersama dengan nilai elektrolit serum.

Setelah gejala mereda, perawat memperkenalkan makanan padat sesegera mungkin agar nutrisi oral tercukupi. Saat makanan dimasukkan, perawat mengevaluasi dan melaporkan setiap gejala yang menunjukkan episode gastritis berulang. Perawat mencegah asupan minuman kaeinasi, karena caeine adalah stimulan sistem saraf pusat yang meningkatkan aktivitas lambung dan sekresi pepsin.

Perawat juga melarang penggunaan alcohol dan mencegah merokok. Hal ini penting karena nikotin pada rokok dapat mengurangi sekresi bikarbonat pankreas, yang menghambat netralisasi asam lambung di duodenum. Selain itu, perawat juga dapat merujuk pasien yang ingin konseling tentang alkohol dan program berhenti merokok.

3.      Mempromosikan Kesimbangan cairan

Asupan dan keluaran cairan harian perlu dipantau untuk mendeteksi tanda-tanda awal dehidrasi (asupan cairan minimal 1,5 L / hari, keluaran minimal 0,5 mL / kg / jam). Jika makanan dan cairan oral ditahan, cairan IV (3 L / hari) biasanya diresepkan dan catatan asupan cairan ditambah nilai kalori (1 L dari 5% dekstrosa dalam air = 170 kalori karbohidrat) perlu dipertahankan. Nilai elektrolit (natrium, kalium, klorida) dinilai setiap 24 jam untuk mendeteksi ketidakseimbangan. Perawat harus selalu waspada terhadap setiap indikator gastritis hemoragik, yang meliputi hematemesis (muntah darah), takikardia, dan hipotensi. Semua feses harus diperiksa untuk mengetahui adanya perdarahan yang jelas atau tersembunyi. Jika ini terjadi, penyedia utama akan diberi tahu dan tanda-tanda vital pasien dipantau sesuai dengan kondisi pasien.

4.      Meredakan Nyeri

Tindakan untuk membantu meredakan nyeri termasuk menginstruksikan pasien untuk menghindari makanan dan minuman yang dapat mengiritasi mukosa lambung serta penggunaan obat yang benar untuk meredakan gastritis kronis. Perawat harus secara teratur menilai tingkat nyeri pasien dan tingkat kenyamanan yang dicapai melalui penggunaan obat-obatan dan menghindari zat yang mengiritasi.

5.      Mempromosikan Perawatan Berbasis Rumah dan Komunitas

-          Mendidik Pasien Tentang Perawatan Diri

Perawat mengevaluasi pengetahuan pasien tentang gastritis dan mengembangkan rencana pendidikan individual yang mencakup informasi tentang manajemen stres, diet, dan pengobatan. Instruksikan pola makan dengan memperhitungkan kebutuhan kalori harian pasien serta aspek budaya preferensi makanan. Perawat dan pasien meninjau makanan dan zat lain yang harus dihindari (misalnya, makanan yang pedas, mengiritasi, atau berbumbu tinggi; caeine; nikotin; alkohol). Konsultasi dengan ahli diet mungkin direkomendasikan.

Memberikan informasi tentang obat-obatan yang diresepkan, yang mungkin termasuk antasid, penghambat H2, atau penghambat pompa proton, dapat membantu pasien untuk lebih memahami mengapa obat-obat ini membantu dalam pemulihan dan mencegah kekambuhan. Pentingnya melengkapi rejimen pengobatan seperti yang diresepkan untuk memberantas infeksi H. pylori harus diperkuat kepada pasien dan pengasuh.

-          Perawatan Berkelanjutan

Perawat memperkuat instruksi sebelumnya dan melakukan penilaian berkelanjutan terhadap gejala dan kemajuan pasien. Selain itu, perawat juga menekankan pentingnya menjaga tindak lanjut terkait perawatan berkelanjutan dari penyedia layanan kesehatan

 

 

 

 

 

 

 

Untuk menguji pemahaman, yuk coba isi kuis di sini

 

 

 

 

 

DAFTAR PUSTAKA

 

Brunner dan Suddarth. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah vol 2. Jakarta: EGC.

Priscilla Le Mone and Karen Burke. 2008. Medical Surgical Nursing Critical Thinking in Client Care. 4th. Pearson Education International.

Hinkle, Janice L. &  Cheever, Kerry H. (2014). Brunner & Suddarth’s textbook of medical-surgical nursing. Thirteenth edition. Philadelpia : Lippincott

Khanza, N, dkk. 2017. ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN DENGAN GASTRITIS. STIKES MUHAMMADIYAH KLATEN. https://stikesmukla.ac.id/downloads/makalah/ASUHAN%20KEPERAWATAN%20PASIEN%20dengan%20GASTRITIS.pdf. Diakses pada tanggal 20 Oktober 2020



Disusun oleh (kelompok 5 kelas B reguler 2019) : Riski Ima R (I1B019016), Nirmala Rumaja P (I1B019036), Tamara A (I1B019038), Fatkhiya R N (I1B019042), Ilham U (I1B019044), Stevani Clara F (I1B019050), Yurice Kusuma P (I1B019056).


No comments:

Post a Comment