MAKALAH
MATA
KULIAH SISTEM INFORMASI KEPERAWATAN
HEMATOTHORAX
Disusun
Oleh:
1. Waasi
Karima Al Mughniy (I1B019006)
2. Sri Rahayuningsih (I1B019008)
3. Nur Azizah Pranatarini (I1B019014)
4. Panji Dwi Putra (I1B019020)
5. Irnanda Naufal Riandi (I1B019022)
6. Kokom
Kurnia Sandi (I1B019032)
7. Alvina Oktaviani (I1B019046)
PROGRAM STUDI ILMU
KEPERAWATAN
FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS JENDERAL
SOEDIRMAN
OKTOBER
2020
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Hematothorax atau biasa dikenal dengan hemothorax adalah
adanya kumpulan darah di rongga pleura, di ruang potensial antara pleura
visceral dan parietal. Hematothorax sering terjadi akibat dari cedera toraks
traumatis. Mekanisme trauma yang paling umum adalah cedera tumpul atau tembus
pada struktur intratoraks atau ekstratoraks yang mengakibatkan perdarahan ke
dalam dada. Perdarahan dapat timbul dari dinding dada, arteri mammae
interkostal atau interna, pembuluh darah besar, mediastinum, miokardium,
parenkim paru, diafragma, atau abdomen.
Cedera traumatis merupakan masalah kesehatan utama di
Amerika Serikat, yang menyebabkan 140.000 kematian setiap tahun. Cedera toraks
terjadi pada sekitar 60% dari kasus multi-trauma dan bertanggung jawab atas 20
sampai 25% dari kematian akibat trauma. Selain itu, trauma adalah penyebab
utama kematian pada orang berumur 40 tahunan. Di Amerika Serikat, kecelakaan
kendaraan bermotor menyebabkan 70 sampai 80% dari trauma dada tumpul. Cedera
pada struktur toraks mungkin timbul dari benturan langsung atau gaya d
eselerasi
yang cepat. Studi terbaru menunjukkan patah tulang rangka toraks, memar paru,
dan cedera diafragma adalah temuan umum pada trauma tumpul dada. 30% hingga 50%
pasien dengan cedera dada tumpul yang parah mengalami memar paru bersamaan,
pneumotoraks, dan hemotoraks. Pneumotoraks, hemotoraks, atau hemopneumotoraks
ditemukan pada 72,3% kasus patah tulang rusuk traumatis.
Dengan masih banyaknya permasalahan yang muncul pada pasien hematothorax, maka kelompok kami bersepakat untuk mengangkat topik ini.
B. Rumusan Masalah
Bagaimana penatalaksanaan tentang pasien dengan masalah hematothorax.
C. Tujuan
Menjelaskan pengertian, klasifikasi, etiologi,
manifestasi klinis, patofisiologi, dan penatalaksanaan hematothorax.
BAB II
ISI
A. Pengertian Hematothorax
Hematothorax
adalah adanya darah di dalam
rongga pleura. Sumber mungkin darah dinding dada, parenkim paru –paru, jantung
atau pembuluh darah besar. Kondisi biasanya merupakan konsekuensi dari trauma
tumpul atau tajam. Ini juga mungkin merupakan komplikasi dari beberapa penyakit
(Puponegoro , 2001).
Hematothorax adalah adanya darah di dalam rongga pleura. Perdarahan ini berasal dari diding dada, panrenkin paru-paru, jantung atau pembuluh darah besar, Jumlahperdarahan pada hematotoraks dapat mencapai1500 ml.
B. Klasifikasi
hematothorax
Hematotoraks
dibagi berdasarkanklasifikasi sebagai berikut:
1. Hematotorakskecil:
yang tampak sebagian bayangan kurang dari 15 % pada fotorontgen, perkusi pekak
sampai iga IX. Jumlah darahsampai 300 ml.
2. Hematotorakssedang:
15–35% tertutup bayangan pada fotorontgen, perkusi pekak sampai iga VI.jumlah
darah sampai 800 ml.
3. Hematotoraksbesar: lebih 35 % pada fotorontgen, perkusi pekak sampai cranial, iga IV. Jumlah darah sampai lebih dari 800–1500 ml.
C. Etiologi
Penyebab
paling umum dari hematothorax adalah membran pleura yang bertugas untuk
melapisi paru, mengalami kerusakan atau pecah sehingga darah di dalam tubuh
bisa dengan mudah masuk ke dalam rongga pleura dan menekan paru. Kerusakan pada
membran pleura ini dapat dipicu oleh komplikasi dari operasi jantung atau paru.
Prosedur operasi jantung dan paru mengharuskan dokter bedah untuk membuka
dinding dada, yang tidak menutup kemungkinan bisa mengakibatkan darah bocor ke
dalam rongga pleura. Terutama ketika sayatan bekas operasi di jantung atau paru
tidak ditutup dengan baik.
Hal
lain yang dapat menyebabkan hematothoraks diantaranya adanya organ atau
pembuluh darah yang terbuka di paru-paru, ada cedera yang menyebabkan benturan
hebat pada paru, dan komplikasi dari kondisi kesehatan tertentu. Kondisi
kesehatan yang dapat menyebabkan hematothoraks diantaranya sebagai berikut.
1.
Infeksi paru, misalnya tuberkulosis (TBC)
2.
Kanker Paru
3.
Ada gumpalan darah beku yang mengalir ke paru-paru
(emboli paru)
4.
Disfungsi jaringan paru
5.
Robeknya pembuluh darah akibat masuknya kateter ketika
menjalani operasi jantung
6.
Dalam beberapa kasus yang jarang, hemothorax bisa terjadi
secara spontan tanpa diawali dengan kondisi serius.
D. Manifestasi
Klinis
Penderita
hemothorax biasanya akan menunjukkan beberapa tanda dan gejala sebagai berikut.
1.
Nyeri dada, yang semakin terasa saat bernapas
2.
Kesulitan bernapas (dyspnea)
3.
Kulit tampak pucat
4.
Tempo pernapasan cenderung cepat
5.
Merasa cemas dan gelisah yang berlebihan
6.
Demam tinggi, bahkan bisa lebih dari 38 derajat celsius.
E. Patofisiologi
Hematotoraks
Hematotoraks adalah terdapatnya
darah pada rongga pleura. Hematotoraks sendiri terbagi ke dalam dua jenis,
hematotoraks dan hematotoraks massif. Hal yang membedakan kedua jenis
hematotoraks tersebut adalah jumlah pedarahannya. Pada hematotoraks masif terdapat
darah lebih dari 1500 ml, sedangkan yang lainnya dibawah 1500 ml (Mayasari
& Pratiwi, 2017).
Kebanyakan kasus hematotoraks bermula dari adanya trauma,
baik trauma yang disengaja, tidak sengaja, atau iatrogenic. Letak perdarahan
pada kasus hematotoraks biasanya berasal dari dinding dada, parenkim paru-paru,
jantung, atau pembuluh darah besar. Terjadinya hematotoraks ini merupakan
konsekuensi dari dari trauma tumpul, tajam, dan kemungkinan komplikasi dari beberapa
penyakit. Trauma dada tumpul dapat mengakibatkan hematotoraks, hal ini terjadi
karena adanya laserasi pembuluh darah internal. Hematotoraks juga dapat terjadi
akibat adanya hematom pada dada akibat dari trauma. Tekanan pada dinding dada
yang awalnya menjadi hematom lama kelamaan akan menjadi rupture dan masuk
kedalam cavitas pleura (Mayasari
& Pratiwi, 2017).
Akibat dari trauma yang terjadi pada
toraks tadi akan menyebabkan gagal ventilasi udara, kegagalan pertukaran gas
pada tingkat alveolar, dan kegagalan sirkulasi karena perubahan hemodinamik.
Faktor tersebut menyebabkan terbentuknya hipoksia yang berkelanjutan hingga
tingkat jaringan dan dapat merangsang terjadinya ARDS (Adult Respiratory Distress Syndrome), SIRS (Systemic Inflamation Response Syndrome), serta sepsis. Selain
hipoksia jaringan, hiperkarbia dan asidosis juga menjadi akibat dari trauma
toraks. Hiperkarbia terjadi akibat tidak adekuatnya ventilasi akibat penurunan
tingkat kesadaran, sedangkan asidosis terjadi akibat syok (Mayasari
& Pratiwi, 2017).
F. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan
pada hematothorax dibagi menjadi 2, yaitu :
1. Hematothoraks
masif (pendarahan > 750 cc atau 15% dari total darah atau 5 cc/kgBB/jam)
memerlukan tindakan operasi segera untuk menghentikan perdarahan itu. Sebanyak
85% kasus hematothoraks masif disebabkan oleh perdarahan arteri interkostalis
atau arteri mamaria interna. Sebanyak 15% sisanya berasal dari hilus,
miokardium, atau laserasi paru. Tindakan medis penting lainnya adalah untuk
mengurangi tekanan positif intrapleura dengan cara memasang bullow drainase
(WSD) sebagai upaya mengevakuasi darah dari rongga pleura.
2. Penatalaksanaan
Keperawatan
a. Meningkatkan
ventilasi dan oksigenasi secara adekuat
b. Mencegah
komplikasi
c. Memberikan
dukungan emosional pada klien dan keluarganya.
d. Memberikan
informasi yang lengkap tentang proses penyakit dan kebutuhan pengobatan
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Hematothorax
adalah adanya darah di dalam
rongga pleura yang
berasal
dari dinding
dada, panrenkin paru-paru, jantung atau pembuluh darah besaryang disebabkan oleh trauma tajam atau tumpul. Terbagi
menjadi tiga klasifikasi yang dibedakan oleh banyaknya volume darah dirongga
pleura. Tanda dan gejala ang timbul yaitu nyeri dada yang semakin terasa saat
bernapas,k esulitan bernapas (dyspnea), kulit tampak pucat, tempo pernapasan
cenderung cepat, merasa cemas dan gelisah yang berlebihan, demam tinggi bahkan
bisa lebih dari 38 derajat celsius. Penatalaksanaan keperawatan yang dapat
dilakukan yaitu meningkatkan ventilasi dan oksigenasi secara adekuat, mencegah
komplikasi, memberikan dukungan emosional pada klien dan keluarganya, dan memberikan
informasi yang lengkap tentang proses penyakit dan kebutuhan pengobatan.
B. Saran
Trauma yang terjadi pada toraks akan
menyebabkan gagal ventilasi udara, kegagalan pertukaran gas pada tingkat
alveolar, dan kegagalan sirkulasi karena perubahan hemodinamik. Maka penanganan yang tepat dan cepat diperlukan agar
hipoksia yang terjadi tidak menimbulkan komplikasi yang lebih berat.
DAFTAR PUSTAKA
Causa
Trauma Tumpul Management of Moderate Hematotoraks Et Causa Blunt Trauma. Jurnal
AgromedUnila, 4, 37–42.
Gomez L. P. & Vu H. Tran. 2020. Hemothorax. National Center for Biotechnology Information. Diakses pada 17 Oktober 2020. <https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK538219/>
Mayasari D, Pratiwi A I. 2017.
“Penatalaksanaan HematotoraksSedangEt Causa Trauma
Tumpul”. Jurnal AgromedUnila. Vol 4
(1): 37-42
PDPI
Malang. 2018. Mengenal Hematothorax, Kondisi Sulit Bernapas
Akibat Ada Darah di Rongga Paru.
http://www.klikpdpi.com/index.php?mod=article&sel=8598, diakses 17 Oktober 2020
Wulan. 2012. “Hematothorax”. Karya Tulis Ilmiah. (online). http://eprints.ums.ac.id/18666/2/BAB_I.pdf
diakses pada 17 Oktober 2020, Jam 12.13
.
KUIS
Silakan teman-teman bisa mengerjakan kuis materi
Hematothoraks, berikut linknya.